Suka mengambil resiko seiring bertambah usia Wanita diatas 50 tahun mempunyai motivasi lebih tinggi melakukan beberapa hal baru. Dari mulai menyumbang untuk komunitas lokal, hingga bertualang ke tempat jauh. " Wanita ingin lakukan sesuatu untuk dianya setelah sekian lama mengasuh keluarga, " kata Brizendine.
Mengalami pubertas ke-2 di umur 40-an Umumnya terjadi sekitar usia 43. Saat ini disebut perimenopause. Di saat ini wanita memperoleh menstruasi yang tidak menentu, sering berkeringat berlebihan saat tidur, dan alami pergantian hormon hingga moodnya naik-turun. Menurut Brizendine, saat perimenopause berjalan pada dua hingga sembilan tahun.
Mengasuh anak dapat membuat wanita tenang. Menyusui dapat menyingkirkan stres. Jurnal of Neuroscience pada 2005 menyatakan dampak menyusui pada ibu dapat lebih menentramkan daripada pemakaian kokain. " Pada saat ini wanita menginginkan semuanya teratur, termasuk juga suaminya, " katanya.
Otak wanita menciut selama hamil. Janganlah emosi bila istri mendadak lemot waktu hamil. Penelitian menunjukan otak wanita menciut sejumlah empat % sepanjang masa kehamilan. " Tenang saja, bakal normal dalam enam bln. sesudah kelahiran, " kata Brizendine. Sepanjang hamil, wanita juga tidur semakin banyak. Sebab hormon progesteron, yang bikin kantuk, bertambah hingga 30 kali lipat selama delapan minggu pertama kehamilan.
Rangsangan seksualnya gampang padam. Untuk wanita, orgasme didapat bila bagian-bagian dari otaknya tertutup. Sayangnya, beberapa hal yang dapat bikin bagian itu kembali terbuka. Mulai dari marah, rasa tak yakin, bahkan juga kaki yang kedinginan. " Bagi lelaki foreplay berlaku tiga menit sebelum berhubungan, bagi wanita 24 jam sebelumnya, " kata Brizendine.
Wanita hindari agresi. Wanita cenderung menhindari konfrontasi dan agresi fisik. Hal semacam ini, Brizendine menyampaikan, datang dari insting keibuan yang mengingat kelangsungan hidup anak-anaknya.
Lebih rentan rasa sakit. Beragam studi sepuluh th. terakhir menunjukan otak wanita lebih peka pada rasa sakit dan stres. " Hal semacam ini menerangkan mengapa wanita lebih rawan terhadap depresi dan stres pasca trauma, " kata Brizendine.