Sales Promotion Girl atau SPG memang sama dengan baju seksi. Tetapi bila kostum yang digunakan waktu tawarkan product itu pakaian seragam polisi, pasti bakal jadi permasalahan. Tersebut yang berlangsung pada dua SPG cantik asal Samarinda, Kalimantan Timur (Kalimantan timur).
Dua Sales Promotion Girl (SPG) mobil di Samarinda punyai urusan dengan polisi sesudah tampak seksi berseragam polwan. Keduanya dinilai sudah melecehkan institusi Polri karena berpakaian seksi yang memperlihatkan pusar.
Mereka di tangkap waktu tampil acara malam final kontes modifikasi mobil di Bigmall Samarinda pada Minggu (1/3). Dua jenis itu meripakan SPG yang menunjukkan sebuah mobil elegan bertema mobil Patwal.
“Itu pelecehan pada institusi polri, ” kata Kabid Humas Polda Kalimantan Timur, Kombes Pol A Wisnu, seperti diambil Merdeka. com, Kamis (5/3/2015).
Selain dua SPG, polisi juga memanggil penyelenggara acara dan peserta kontes. Tanda bukti sesaat ini masihlah seragam polisi yang dipakai jenis, bebrapa photo jenis yang dihimpun kepolisian ditempat peristiwa, dan mobil kontes bertema Patwal.
“Ada 8 orang yang diperiksa. 2 Salah satunya SPG. Semua masih berstatus saksi, belum ada tersangka namun kontrol masih berlanjut, ” lebih Slamet.
Dua SPG itu dapat dijerat pasal 228, pasal 207 dan asal 310 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara 2 tahun.
“Ancaman hukuman 2 tahun berkaitan pelecehan pada institusi, ” Wisnu menerangkan.
Sebelumnya, beredar bebrapa photo SPG cantik yang kenakan pakaian polwan seksi memperlihatkan pusar dalam satu pameran mobil. Foto-foto itu pernah ramai dunia maya.
Sesaat menurut penyelenggara kontes mobil, Tarmizi Ahad, mengakui kecolongan. Pihak panitia sebelumnya pernah memohon pemilik mobil Patwal untuk ganti baju sebagian modelnya.
“Ada 90 lebih mobil yang turut kontes. Jenis-model itu keluar jam 5 sore. Pas jam 7 malam, mobil Patwal itu masuk penilaian dan kami memohon untuk ganti modelnya, ” kata Tarmizi.
Tetapi, lanjut Tarmizi, waktu disuruh ubah kostum, pemilik mobil kontes itu telah sudah izin ke Satlantas Polresta Samarinda. *
