OBAT ALAMI

OBAT ALAMI

Ads

BERITA

Wednesday, 31 August 2016

MASYAALLAH SUNGGUH DAHSYATNYA KEUTAMAAN 40 HARI TANPA STUPUN PUTUS SELAMA SHALAT BERJAMAAH


Shalat berjamaah mempunyai banyak keutamaan dibanding shalat sendirian. Tidak cuma keutamaan yang terpaut pada 25 atau 27 derajat, namun orang yang lakukan shalat berjamaah bakal memperoleh ampunan dosa dari tiap-tiap langkahnya menuju masjid.

Bahkan juga, siapa yang melindungi shalat berjamaah sampai tak pernah ketinggalan dari takbiratul ihram imam sepanjang 40 hari (tanpa ada terputus), jadi ia bakal memperoleh penjagaan Allah dari lakukan kenifakan hingga di akhirat bakal terlepas dari api neraka.

Imam al-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjamaah dengan mendapatkan Takbiratul pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, dihasankan di kitab Shahih Al Jami’ II/10894)

Di dalam hadits ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan keutamaan dan janji di atas:

- Melaksanakan shalat dengan ikhlas untuk Allah.
- Shalat tersebut dilaksanakan dengan berjamaah.
- Menjaga jamaah selama 40 hari (siang dan malamnya).
- Mendapatkan takbiratul ihramnya imam secara berturut-turut.

Dzahir hadits menunjukkan syarat untuk terus-menerus selama 40 hari, tanpa diselang dengan absen dari jamaah atau terlambat. Hal tersebut didukung oleh hadits yang diriwayatkan Imam Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dari Anas bin Malik radliyallah ‘anhu:

“Siapa yang menekuni (menjaga dengan teratur) shalat-shalat wajib selama 40 malam, tidak pernah tertinggal satu raka’atpun maka Allah akan mencatat untuknya dua kebebasan; yaitu terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan.” (HR. Al-Baihaqi, Syu’abul Iman, no. 2746)

Kata “Muwadhabah” menuntut dilakukan berturut-turut dan tidak diselang dengan absen dari berjama’ah atau masbuq (terlambat) sehingga tidak mendapatkan takbiratul ihram imam.

Kesimpulannya, pahala yang disebutkan dalam hadits hanya bagi orang yang telah melaksanakan shalat berjamaah selama 40 hari dan mendapatkan takbiratul ihram imam secara terus menerus. Dan diharapkan bagi setiap orang yang berusaha mendapatkan takbiratul ihram imam dalam jamaah mana saja (di masjid jami’ atau di mushala) supaya mendapatkan pahala yang dijanjikan itu dan tidak dikurangi sedikitpun. Tapi, tidak diragukan lagi seseorang mendapatkan pahala sesuai dengan kemampuannya. “Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik”.

MAKNA TAKBIRATUL IHRAM IMAM
Ada yang berpendapat, di antaranya Mula al-Qaari dalam al-Mirqah, bahwa maksud mendapatkan takbiratul ihram imam bisa mengandung makna mendapatkan raka’at pertama imam, yaitu sebelum imam ruku’. Yang berarti dia mendapatkan shalat secara lengkap dan sempurna bersama jamaah yang ditandai dengan mendapatkan rakaat pertama. Namun menurut pengarang Tuhfah al-Ahwadzi, bahwa pemahaman ini jauh dari benar. Yang lebih rajih adalah memahaminya sesuai dengan dzahir nashnya. Hal ini sesuai dengan perkataan Abu Darda’ radliyallah ‘anhu secara marfu’ ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

“Setiap sesuatu memiliki permulaan. Dan permulaan shalat adalah takbir pertama (takbiratul ihram), maka jagalah takbir pertama itu.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah)

Sa’id bin Musayyib pernah berkata, “Aku tidak pernah ketinggalan takbir pertama dalam shalat (berjamaah) selama 50 tahun. Aku juga tidak pernah melihat punggung para jamaah, karena aku berada di barisan terdepan selama 50 tahun.” (Hilyah Auliya: 2/163)

Dalam keterangan yang lain beliau pernah menyatakan, “Sejak tiga puluh tahun, tidaklah seorang mu’adzin mengumandangkan adzan kecuali aku sudah berada di masjid.”

Muhammad bin Sama’ah at Tamimi rahimahullah menyatakan selama empat puluh tahun tidak pernah tertinggal takbiratul ihramnya imam, kecuali ketika ibunya meninggal.”

Orang yang bersemangat untuk mendapatkan takbiratul ihram imam dalam setiap shalat menunjukkan kuatnya agama atau keimanan orang tersebut. Karenanya, hendaknya seorang muslim mendidik dirinya untuk menjaga syiar Islam yang agung ini, memperhatikan dan menjaga shalat berjamaah serta berusaha mendapatkan takbir pertama imam.

Sumber: Wisatahati Yusuf Mansur