OBAT ALAMI

OBAT ALAMI

Ads

BERITA

Monday 29 February 2016

Woww!!! Sanagat Mencengangkan Dan Bikin Heboh, Terdapat 2 Desa Di Jawa Tengah Ditenggarai Bisnis Gigolo Keliling, Baca Selengkapnya!


Di desa-desa beberapa daerah, ada kegiatan usaha aneh, yakni gigolo keliling. Terang-terangan tawarkan jasanya keliling dari desa ke desa. Umumnya berkeliling memakai truk bak L-300 atau seukurannya. Ada satu atau dua gigolo dan seseorang mucikari (biasanya lelaki) sebagai manajer. Keliling dari kampung ke kampung tawarkan layanan apabila ada yang memerlukan. Orang-orang yang terasa tak memerlukan, cuek saja, acuh tak memperhatikan. Jadi tak buat geger, kan?

Setiap transaksi murah bayarnya. Kisaran limapuluh ribu rupiah. Kok murah? Lho, di desa kok. Di desa pelosok, beli nasi gudeg lauk telur cukup duaribu limaratus rupiah masihlah dapat. Serta limapuluh ribu berapakah kali transaksi sehari, kan banyak pula untuk ukuran kehidupan desa. Pekerjaannya juga nikmat untuk gigolonya. Meyakini, nikmat. Yang memerankan saja tidak mengeluh, yang membaca tak perlu heran, hehehe...

Satu kali transaksi diukur dari satu kali ejakulasi. Maaf gunakan istilah kedokteran di kanal budaya ini.

Desa Bakulan dan Desa Cabean di lereng gunung Merbabu serta Merapi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah akhir-akhir ini makin populer di telinga beberapa netizen.

 ​

Bagaimana tidak, dua desa itu sudah memperoleh julukan desa gigolo. Julukan itu memanglah bukan tanpa ada argumen, disana banyak remaja pria yang usianya dibawah 20 th. sudah menjual dianya sebagai pekerja sex komersial atau gigolo. Akan tetapi, warga di ke-2 desa itu nyatanya tak tahu-menahu masalah kabar berita yang beredar.

Salah satu warga Desa Bakulan, Sumardi menyampaikan, " Gigolo niku nopo to mas (Gigolo apa itu mas)? Kulo kok mboten nate mireng (saya kok belum pernah dengar)? " Sesudah memperoleh penjelasan ia lalu menyampaikan, " Wah mboten enten mas, mriki mboten enten pemuda sing nakal kok, (wah tak ada mas, disini tak ada pemuda yang nakal). "

Sementara menurut kepolisian setempat, memanglah terdapat banyak pemuda sebagai gigolo, tetapi hal semacam itu telah berlalu mulai sejak th. 2010 atau 2012 lantas. Salah seseorang disana menyampaikan, " Memanglah dahulu ada mas, anak-anak muda disini yang putus sekolah, selalu tidak ingin kerja yang berat. Setiap hari ke kafe di Bandungan, Semarang sana. Dandannya perlente, pulang-pulang bawa duit, pamer. Iki lho golek uang mudah, tinggal neng kafe, dolan karo tante-tante, pulang bawa duit banyak. " Pria yang tidak dimaksud namanya ini bahkan mengatakan sebagian nama remaja yang dulunya berprofesi gigolo.

Kendati demikian, mulai sejak tahun 2012 beberapa pemuda telah memiliki pekerjaan tetaplah serta sampai saat ini tak ada lagi yang namanya gigolo di dua desa itu. " Dahulu itu mungkin saja mencari kerjaan sulit mas. Hingga banyak yang aneh-aneh. Namun saat ini banyak pabrik, banyak proyek diluar, jadi orang-orang sini terutama pemuda, semuanya berkarya, " imbuhnya. Kanit Sabhara Polsek cepogo Boyolali, Aiptu Budi Sri Widodo tidak menolak berita adanya desa gigolo itu.

Dia membenarkan, bila dahulu terdapat banyak pemuda pengangguran di kedua desa yang berprofesi sekian. Budi menyampaikan, " Dahulu mas, th. 2010 atau 2012, ada namun tidak banyak. " " Namun bukanlah disini, mereka memanglah sukai nongkrong di kafe, di Bandungan sana. Tidak ada yang dikerjakan disini, " lanjutnya. Sesaat ia juga menyampaikan bila beberapa beberapa pemuda sudah terlanjur hidup mewah, hingga saat dalam keadaan tidak miliki uang, mereka ikhlas jual diri untuk memperoleh uang dengan gampang.