Bila memikirkan demikian, berarti Anda salah besar. Malah di Finlandia tak ada pekerjaan rumah (PR) maupun UN. Jam sekolahnya saja tak selama seperti di Indonesia. Namun kok aneh pelajar di Finlandia malah beberapa pintar?
Untuk tahu jawabannya, baiknya Anda simak dahulu mengenai sebagian fakta pendidikan di Finlandia yang pantas ditiru Indonesia, yang telah Wow Menariknya kumpulkan dari beragam sumber.
3. Cost sekolah terjangkau
(photo : welearntoday. com)
Baik negeri maupun swasta, pemerintah Finlandia begitu memerhatikan cost pendidikan tiap-tiap sekolah di negaranya. Hal semacam itu dikerjakan untuk meyakinkan semuanya siswa, baik yang dapat atau tak dapat memperoleh pendidikan yang layak serta memiliki hak meniti pendidikan hingga bangku kuliah.
Finlandia bahkan juga menggratiskan cost pendidikan tahap Strata 1 (S1) hingga Strata 3 (S3). Ditambah lagi, Finlandia yaitu negara pertama didunia yang mengaplikasikan system makan siang gratis, yang pastinya makanan itu kaya protein serta gizi yang baik untuk perubahan otak siswa-siswinya. Tidak heran bila beberapa pelajar disana cerdas-cerdas.
2. Sekolah hanya 4-5 jam sehari
(photo : todayonline. com)
Tidak sama dengan di Indonesia yang menggunakan saat 6 jam lebih untuk sekolah, belum termasuk juga les serta semacamnya, di Finlandia jam sekolah cuma 4-5 jam satu hari, telah termasuk juga istirahat.
System pendidikan untuk SMP serta SMA di Finlandia nyaris sama juga dengan system kuliah, dimana beberapa siswa cuma akan tiba ke sekolah sesuai sama jadwal yang mereka tentukan.
Pemerintah Finlandia berasumsi kalau pendeknya jam sekolah dapat bikin beberapa pelajar lebih produktif lagi serta dilewatkan mengaplikasikan pengetahuan yang sudah mereka peroleh dari sekolah. Atau dalam kata lain, pada teori serta praktek penuh dengan keseimbangan. Sesaat di Indonesia condong lebih berat pada teori, yang akhirnya gampang dilupakan.
1. Tak ada Ujian Nasional (UN)
(photo : dentistryiq. com)
Di Indonesia, Ujian Nasional dikira sebagai penentu kelulusan siswa. Namun di Finalndia, guru lah yang memiliki hak memastikan lulus atau tidaknya siswa bukanlah pemerintah atau ujian. Guru dikira paling tahu kekuatan muridnya, hingga ujian nasional ditiadakan begitu juga dengan pekerjaan tempat tinggal.
Pemerintah disana malah berasumsi guru sebagai inti dari system pendidikan negaranya, bukanlah ujian atau semacamnya. Tidak heran guru disana begitu dihargai, bahkan juga upahnya saja termasuk juga tertinggi didunia, yang meraih $28. 780 (Rp 380 juta) per th. atau sekitaran Rp 31 juta per bulannya.
Wah, bila upahnya setinggi itu, tentu beberapa gurunya juga semangat mengajar siswa-siswinya, yang selanjutnya membuahkan siswa berkwalitas. Bagiaman dengan di Indonesia?
Nah, tersebut segelintir kenyataan mengagumkan pendidikan di Finlandia. Pemerintah Indonesia semestinya dapat belajar dari Finlandia, bagaimana mengaplikasikan system pendidikan yang membuahkan beberapa pelajar cerdas, yang siap bikin pekerjaan bukanlah penuhi lapangan pekerjaan.
