Seorang atasan mesti rajin turun ke bawah. Mungkin saja saat ini tenar dengan kata yang namanya blusukan. Kiranya hal semacam itu yang dijalankan Kapolda Kalimantan barat Brigjen Arief Sulistyanto. Hobynya menyamar ini untuk lihat langsung keluhan orang-orang akan kinerja anggota kepolisian. Keren!
" Suatu hari saya menyamar dan menangkap anggota Lantas yang lagi '86' (istilah damai dengan uang-red) di Pos Lantas, " jelas Arief waktu terlibat perbincangan, Rabu (18/2/2015).
Arief bersama istrinya menyamar sebagai warga umum yang menaiki motor. Kebetulan pos Lalu itu di dekat sebuah pasar. Arief sebagai Kapolda baru saat itu, pertengahan 2014 juga wajahnya belum banyak di kenal.
" Mereka nangkepin pengendara yang tidak mematuhi rambu larangan U turn. Beberapa pelanggar di tangkap dengan cara hunting dan dibawa ke Pos Lantas, " jelas Arief yang mengaplikasikan kerja sama dengan KPK soal masalah supervisi pemberantasan korupsi.
Hampir satu jam, ditemani istrinya dia berada di dekat pasar itu memperhatikan oknum polisi nakal.
" Saya kalkulasi jumlah pelanggar yang di tangkap dan dibawa ke pos Lantas. Saya kalkulasi nyaris 10 orang, terus saya datangi dan saya bertanya diapakan orang, mereka tidak tahu bila yang bertanya Kapolda, " urai dia.
Saat itu Arief malah diusir oleh petugas lalu lintas itu. Tidak lama, Arief lalu memarahi polisi itu. Dia menyampaikan kekecewaannya pada petugas itu. Harusnya mereka melakukan tindakan melayani masyarakat dan berlaku jujur. Tidak mencari kekeliruan masyarakat dan memalak mereka. Arief juga lalu menjelaskan bila dianya Kapolda yang baru.
" Akhirnya Pos Lantasnya saya bongkar, diubah jadi Balai Polisi dan Masyarakat, " jelas Arief yang berkemauan menerapkan zero corruption di badan Polda Kalimantan barat. Sumber : Viva. co. id
