Sahabat Ummi, sangat mungkin kita tidak bisa memikirkan bagaimana perihnya luka yang dirasakan oleh saudara kita, para muslim Rohingya. Mereka teraniaya di tanah kelahirannya sendiri, tak disadari sebagai warga negara Burma, terisolasi, terusir, dan lalu banyak negara yang lain yang tidak bersedia menampung mereka.
Bahkan juga PBB menyebutkan Muslim Rohingya sebagai Minoritas yang Paling Teraniaya dan Terlupakan oleh Dunia.
" Saudara perempuanku, saudara lelakiku, serta kerabat yang lain sudah dibakar hidup-hidup, hingga kami tak dapat lagi tinggal di Burma, " seru seseorang muslimah Rohingya yang tiga anaknya wafat di Burma, sedang dua anak yang lain wafat di kapal waktu coba melarikan diri dari Burma serta masuk Bangladesh.
" Satu helikopter Burma berputar diatas kapal penuh pengungsi di belakang kami, lalu suatu hal warna merah jatuh ke atas kapal serta meledak, sekitaran 50 orang pengungsi wafat, " ungkap Muhammad Islam, seseorang pengungsi Rohingya yang juga sukses masuk Bangladesh.
" Mereka menggorok anak-anak kami, mereka simpan pedang tajam di tanah serta membiarkan balita di atasnya mengalirkan darah, demikianlah langkah mereka membunuh bayi, saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, " ungkap seseorang pria bernama Shakur.
Walau demikian, semuanya info ini hampir tak dapat dibuktikan, lantaran pemerintah men-shutdown internet, koneksi mobile phone, serta banyak juga saksi mata yang bungkam, bahkan juga sedikit muslim Rohingya yang berani bicara memaparkan kenyataan yang berlangsung lantaran aspek keselamatan nyawa diri serta keluarga mereka yang masihlah hidup.
Kesaksian sedetailnya, Teman dekat Ummi dapat melihat video Penindasan Muslim Rohingya di Myanmar.
Mudah-mudahan tahu sedikit kenyataan ini bisa mengusik rasa kemanusiaan kita, serta bikin kita tergerak untuk menolong muslim Rohingya yang tertindas, lewat cara apa pun yang kita dapat kerjakan.
Simak sedetailnya dalam video Penindasan Muslim Rohingya di Myanmar.