Menjadi rakyat sipil yang tidak memahami betul dunia militer, lumayan terkejut apabila banyak orang menceritakan soal kehebatan Kopaska, Komando Pasukan Katak milik TNI. Begitu masyurnya pasukan ini sampai tentara Amerika juga berguru pada Indonesia.
Kopaska adalah pasukan elite spesialis misi bawah air. Pasukan spesial dengan kemampuan berderet. Dari mulai demolisi bawah air, sabotase, pembebasan sandera, pengawalan VIP, gerilya dan antigerilya, terjun bebas, penyapu ranjau sampai intelijen.
Pas bila dimaksud Kopaska yaitu Navy Seal-nya Indonesia. Lantaran kecocokan itu, Navy Seal serta Kopaska teratur mengadakan latihan berbarengan. Telah 32 th. serta 64 kali dua pasukan elite ini berlatih berbarengan dalam latihan berjudul Flash Iron.
Dalam session latihan yang di gelar, nyatanya Kopaska jadi guru untuk pasukan Amerika itu. Tentara kita begitu memiliki pengalaman berperang dalam rimba, memakai sumber alam untuk senjata. Umpamanya saja bikin booby trap. dengan kata lain jebakan dari beberapa bahan yang telah ada di rimba. Ranting, kayu serta akar-akaran mungkin saja senjata mematikan bila digabungkan dengan senjata atau peledak yang telah ada.
Nyatanya dalam peperangan moderen, hal semacam itu masihlah begitu menakutkan. Karenanya Navy Seal terasa butuh pelajarinya. Selesai latihan, personel Kopaska juga layak memperoleh brevet Trident Navy Seals kehormatan. Karenanya janganlah heran bila lihat anggota TNI AL menggunakan brevet Navy Seals.
TENTARA MALAYSIA NGACIR
Terkecuali militer Amerika mengaku kedigdayaan Kopaska, tentara Malaysia juga pernah rasakan segera hingga kabur terbirit-birit. Walau sebenarnya cuma dengan ancaman singkat, tanpa ada kontak senjata satu juga.
Diceritakan, momen ini berlangsung sekitaran th. 2005, waktu kemelut RI-Malaysia di Blok Ambalat. Waktu itu pemerintah RI bangun mercusuar Karang Unarang yang terdapat di titik terluar. Usaha ini senantiasa diganggu oleh Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) ataupun Marine Police. Dari mulai bermanuver yang menyebabkan gelombang, sampai menganiaya pekerja mercusuar.
Pada 1 April 2005, dua kapal TLDM serta Marine Police Malaysia buang jangkar di dekat mercusuar. Usaha kapal patroli TNI AL KRI Tedong Naga mengusir mereka tidak digubris.
Komandan KRI juga memohon pertolongan dari personel Kopaska yang memanglah disiagakan disana. Serka Ismail memohon izin komandan Tim Kopaska Lettu Berny untuk meluncur ke Kapal Malaysia.
Lettu Berny mengizinkan. Tetapi dia memohon Ismail tidak membawa senjata supaya tidak berlangsung kontak tembak.
Serka Ismail melaju dengan motor boat berbarengan Serda Muhadi serta Kelasi Satu Yuli Sungkono. Ismail memerintahkan motor boat itu melaju zigzag dengan kecepatan tinggi.
Maksudnya supaya perhatian anak buah kapal (ABK) Malaysia tertuju pada motor boat. Disamping itu Ismail melompat serta berenang senyap menuju kapal Malaysia.
Tanpa ada di ketahui satu juga ABK, Ismail naik ke atas kapal. Dia mendobrak pintu samping kapal sembari berteriak.
" Dimana kapten kapal, " bentak Ismail sampai ABK Malaysia ketakutan.
Serka Ismail juga pernah membentak seseorang petugas meriam kapal Malaysia.
Kapten Kapal keluar. Dengan suara tinggi Ismail ajukan pertanyaan apa kepentingan kapal Malaysia ditempat itu. Sang kapten menjawab normatif, cuma menggerakkan perintah.
" Baiklah bila demikian. Daerah ini yaitu lokasi saya (Indonesia). Jadi sesudah saya turun dari kapal ini, selekasnya pergi dari lokasi ini. Bila tak jangkar bakal saya putuskan, " sergah Ismail pada komandan kapal Malaysia.
Walaupun tidak bersenjata, keberanian Ismail rupanya bikin nyali beberapa ABK Malaysia ciut. Demikian Ismail lompat ke perahu karet, kapal pertama segera angkat jangkar serta kabur dari Karang Unarang.
Tetapi kapal ke-2 tidak ingin pergi. Serka Ismail serta Tim Kopaska selekasnya melaju. Tindakan mereka dihalangi hingga Ismail tidak dapat naik kapal.
Ismail selekasnya menuju tali jangkar. Dia berteriak sembari menggoyang-goyangkan tali jangkar.
" Bila tak pergi, tali jangkar ini saya ledakkan, " ancamnya.
Sukses. Tindakan ini juga bikin kapal Malaysia meninggalkan lokasi Karang Unang.
'CUKUP TIGA ORANG KOPASKA UNTUK MENGUSIR DUA KAPAL MALAYSIA. '
Kisah-kisah diatas bisa di baca lebih komplit dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Spesial.