Suatu ketika, ia temukan satu tas kulit di toilet yang biasa dibersihkannya. Tidak disangka-sangka, tas itu berisi uang Rp 100 juta. Bila Mulyadi mempunyai kemauan jahat, sudah jelas ia akan mengambilnya.
Namun itu bukanlah Mulyadi, ia malah kembalikan tas berisi uang banyak itu ke customer service supaya dikembalikan kepada pemiliknya.
Awal mulanya ia tidak paham apa isi tas itu, namun ia tak berpikiran untuk lihat apa isi tas itu lantaran sadar barang itu bukanlah kepunyaannya.
Tetapi Mulyadi di buat terperanjat saat tas yang ia dapatkan sesungguhnya diisi duit Rp 100 juta. Karena hatinya yang jujur, Mulyadi mengakui kembalikan tas itu pada pemiliknya yaitu hal yang pas.
Lantaran kejujurannya, Mulyadi pernah ditawari kenaikan pangkat, tetapi ia dengan rendah hati menampiknya. Bukanlah tidak ingin menerimanya, namun apa yang sudah ia kerjakan memanglah satu kewajiban tanpa ada mengharapkan ada imbalan sedikit juga.
Sesudah peristiwa itu, banyak wartawan serta netizen yang menginginkan tahu semakin banyak mengenai Mulyadi. Ia di ketahui adalah anak ke empat dari tujuh bersaudara. Dia juga menyampaikan kalau sikap jujurnya karena didikan orang tuanya dahulu.
Mulyadi merantau jauh-jauh dari Lampung ke Jakarta untuk mencari nafkah. Walaupun gajihnya tidak besar, namun ia tidak lupa untuk kirim duit ke orangtua serta adik-adiknya di kampung halamannya.
Kejujuran Mulyadi dapat jadikan cermin untuk kita semuanya. Didunia ini, terlebih Indonesia, orang yang pandai serta mempunyai jabatan tinggi belum pasti mempunyai karakter yang jujur, namun orang yg tidak mempunyai jabatan apa pun dapat mempunyai karakter jujur. Apakah tak malu beberapa koruptor?
Disini kita ketahui, orang pandai itu telah banyak, namun orang yang jujur masihlah sedikit!