OBAT ALAMI

OBAT ALAMI

Ads

BERITA

Wednesday, 16 March 2016

Fakta Terkuak Sudah! Mungkin Belum Terlupakan Oleh Kita Misteri Rumah Guru Ngaji Yang Lolos Dari Longsor Di Banjarnegara jawa Tengah, Berikut Penjelannya!

Rumah yang selamat dari terjangan longsor di Banjarnegara

Momen selamatnya rumah Fatimah (30), seorang guru mengaji, dari terjangan longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara jadi pembicaraan besar.

Tetapi ada segi ilmiah dibalik penyebabnya kokohnya rumah ibu yang tengah hamil sembilan bln. itu.

Menurut Dosen Mitigasi Bencana Alam, Jurusan Tehnik Geologi, Fakultas Tehnik, Kampus Jenderal Soedirman Purwokerto, Indra Permanajati, susunan tanah diatas rumah Fatimah dimaksud bukit tekuk lereng.

Type bukit tekuk lereng seperti ini dapat ada di beberapa titik di bukit-bukit sebelahnya.

“Di bawah lereng sebelumnya rumah putih itu (rumah Fatimah) yang dimaksud bukit tekuk lereng, lantaran susunan tanahnya berbentuk bukit kecil. Lantas datar sedikit, lalu selalu naik bergelombang, ” kata Indra pada VIVAnews di Banjarnegara, Jumat 19 Desember 2014.

Sementara longsoran di Dusun Jemblung memiliki type luncuran debris. Dalam bhs teknisnya, debris bermakna aliran kombinasi yang terbagi dalam tanah dan batu yang mempunyai luncuran bagian terbuka.

Indra menyebutkan, rumah itu ada persis dibawah tekuk cekungan, hingga dapat terlepas bermaterial longsor.

“Pada tempat longsoran teramati longsoran seperti terbelah dua. Jadi perkiraan saya, ada material yang resisten di dalam sisi bawah bukit itu (tekuk lereng), hingga longsoran terbelah ke kanan dan ke kiri, ” tutur Indra.

Mengenai sumber paling utama longsor berlangsung di bukit Telaga Lele atau 400 mtr. dari perkampungan warga. Lantas longsor itu ikuti alur aliran (flow track) ke bawah menuju daerah yang rendah.

“Seperti membelah. Jalur kanan material menabrak dinding sungai yang di depannya hingga membelok ke barat daya dan tentang Dusun Jemblung. Untuk flow track yang kiri segera tentang pemukiman di Dusun Jemblung, ” kata dia.

Terkecuali mempunyai type cekung lereng, lanjut Indra, type bebatuan yang ada di ruang rumah Fatimah tidak sama dengan bebatuan di sekelilingnya.

Batuan itu, kata Indra, dengan cara regional berjenis batu ‘lempung Tuffan’ yang mempunyai ciri-ciriistik lebih kuat. Sedang bebatuan longsor dan sekitarnya berbentuk batuan yang dilingkupi pasir.

“Jadi batu yang dilingkupi pasir itu seperti gorengan kedelai, bila alami pemburukan karakter bakal lapuk dan mengakibatkan longsor, ” tutur dia.

Disamping itu, Kasubid Mitigasi Gerakan Tanah Tubuh Geologi ESDM, Kristanto membetulkan bila ada bukit penahan longsoran diatas rumah yang masihlah kokoh berdiri.

Menurutnya, bukit kecil itu terbagi dalam bebatuan spesial yang dapat menahan beban longsoran yang turun ke bawah. “Sehingga arah longsor ke kanan dan ke kiri, lantas berjumpa dibawah, ” kata dia.

Tetapi untuk type batuan di ruang rumah Fatimah, pihaknya belum lakukan kajian mendalam. Sebab, sekarang ini pihaknya konsentrasi mempelajari tempat riskan longsor dan penyebabnya longsor di bukit Telaga Lele atau 400 meter dari perkampungan Dusun Jemblung.

“Itu jenis bebatuan mesti dimodelkan terlebih dulu. Dari mulai topografinya bagaimana, mengapa dapat menahan dan sebagainya. Bila telah ada data tupografi, baru dapat simpulkan, ” ujar Kristanto. Sumber :