Fitra yang waktu itu sedang melaju di daerah Kalimalang mengakui kaget karenanya ada razia kendaraan bermotor yg tidak dilengkapi dengan papan pemberitahuan.
Fitra kala itu diberhentikan oleh seorang polisi dan disuruh tunjukkan surat-surat kendaraannya. Fitria menyela pada polisi itu dan ajukan pertanyaan mengapa tak ada pemberitahuan plang razia. Tetapi polisi berdalih dan menjawab kalau ada plang pemberitahuan ada razia. Walau sebenarnya beberapa terang Fitra tak lihat ada plang itu.
Tidak berhenti hingga di situ, Fitra tetaplah coba gawat dan bertanya kembali adakah surat pekerjaan untuk razia itu. Tetapi bukannya jawaban yang Fitra dapatkan tetapi polisi itu jadi naik pitam.
“Polisi itu jadi katakan, ‘Kamu siapa??? Anda bukanlah provost nanya surat pekerjaan! ’. Lantas motor saya didorong sampai terjatuh. Saya tanya lagi. Oh, jadi begini ya pak polisi?
Katanya melindungi mengayomi?, ” kata Fitra di account Facebooknya, Senin (28/12.) Bahkan juga pegangan rem tangan motor Fitra hingga pecah lantaran terjatuh.
Fitra heran mengapa cuma kerena bertanya surat pekerjaan, reaksi polisi itu begitu terlalu berlebih. Pada akhirnya polisi yang mendorong motor Fitra pergi dan datang polisi lain yang disebut komandan polisi pertama. Fitra juga kembali bertanya surat pekerjaan tadi. Polisi ini cuma menjawab, “Ada ada ada dan ada, ” namun tetap harus mereka tidak dapat tunjukkan surat tugasnya.
Polisi ke-2 yang dihadapi Fitra ini lalu segera menulis surat tilang tanpa ada tunjukkan surat tugasnya.
Pada jajaran kepolisian, Fitra mengharapkan supaya mereka ingin lakukan razia tambah baik lagi. Orang-orang yang dihadapi cuma rakyat kecil, bukannya maling atau rampok. Jadi ia begitu berharap jangan pernah semuanya polisi dapat seenaknya bertindak seperti itu.
“Inti dari ceritanya si polisi di bertanya baik-baik surat tugasnya jadi geram dan bertindak tak sopan, ” pungkas Fitra dalam ceritanya.
Duh, kok gitu ya pak polisinya? HP – Sebarkanlah. com/Brilio