OBAT ALAMI

OBAT ALAMI

Ads

BERITA

Sunday, 6 March 2016

Sungguk Konyol Kalau Kita melihat Foto-foto Polisi Yang Di Unggah Di Media sosial Akan Tetapi Kenapa masyarakat lebih suka mempost keburukan Polisi dari pada kebaikannya? Lihat Foto-foto Berikut!

Lihat saja. Berita polisi yang berhasil menumpas terorisme di Sarinah cuma bertahan beberapa minggu. Saat polisi lakukan suatu kekeliruan, kabarnya tetap dinaikkan sampai berbulan.

Tempo hari, saya membaca postingan di group polisi, berisi gambar polisi yang tengah menolong menyeberangkan pemakai jalan. Captionnya kira-kira begini : “kalau ada polisi yang beginian, kok yg ngeshare dikit ya, giliran ada polisi nakal, yg ngeshare langsung ribuan”
Sepintas memanglah terlihat ada ketidakadilan yang demikian masif dan terstruktur, tetapi sebenarnya, hal semacam itu lumrah berlangsung. Jadi begini, ke-luarbiasa-an atas profesi seorang itu nampak saat ia lakukan suatu hal dibawah atau diatas standard hak dan tanggung jawabnya.

Mengapa polisi menyeberangkan pemakai jalan tidak banyak yg ngeshare? ya lantaran memang tersebut salah satu pekerjaan mereka. Mereka dibayar salah satunya untuk itu. Itu hal yang sangat umum dan tak ada wah-wah-nya sedikitpun.

Sudah pasti menyeberangkan jalan adalah perbuatan yang baik untuk seorang polisi, namun hal semacam itu belum cukup untuk dapat masuk dalam ranah mengagumkan yg berbagiable, mengapa? ya sekali lagi, lantaran memanglah itu yaitu tanggung jawabnya, tugasnya.

Itu hal yang bebrapa begitu umum, sama biasa-nya seperti dokter yang menyembuhkan pasien, atau guru yang mengajar muridnya, mereka dibayar memanglah untuk itu. Beda kasus bila guru mengajar di pedalaman dan tak dibayar, atau dokter yg mengadakan penyembuhan gratis diluar jam prakteknya, itu baru luar biasa.

Seorang Polisi (dan juga profesi yang lain) dikira luar biasa (dan layak share), adalah saat ia lakukan suatu hal yang semestinya ada diluar hak dan tanggung jawab tugasnya. Waktu ada polisi nakal, yang menilang pemakai jalan dengan argumen yang tidak masuk akal.
Ia pasti layak untuk dishare, lantaran memanglah ia lakukan hal yang ada diluar haknya. Waktu nampak cerita Bripka Junaidin, polisi yang bangun pesantren dengan menyisihkan upah pribadinya, Ia layak memperoleh share (dan buktinya, yg ngeshare memanglah banyak), lantaran apa? lantaran ia luar biasa, ia lakukan suatu hal yang seharusnya ada diluar tanggung jawab prosedur atas profesi yang diembannya.

Atau waktu muncul cerita polisi yang membagikan beng-beng untuk setiap pemotor yang memaikaikan helm untuk anak kecil yang diboncengnya, ia polisi yang layak berbagi, lantaran memberikan beng-beng memanglah bukan sisi dari job desk-nya, namun ia ikhlas mengerjakannya. Jadi untuk pak Polisi, bila memanglah menginginkan melakukan perbaikan citra kepolisian dengan perbanyak rate berbagi di media sosial. Silakan post beberapa cerita mengagumkan dari seseorang polisi, pasti cerita yang kian lebih sebatas menyeberangkan pemakai jalan atau menolong mendorong kendaraan yang mogok di tengah jalan.

Coba untuk mengangkat cerita polisi yang mborong tamiya dan lalu dibagi-bagikan ke anak-anak, umpamanya. Contoh, lho ya… Atau kisah polisi yang ikhlas bikin tuding iqro dari buluh bambu sebagai alat bantu ngaji untuk anak-anak TPA…

Kamu ada anjuran untuk kepolisian untuk melakukan perbaikan citra mereka? Yuk, berikan artikel ini di media sosialmu, agar orang-orang juga lebih berimbang dalam menilainya polisi. HP – Sebarkanlah. com/Keepo. me