Tetapi, belakangan ia murtad dan kembali pada agamanya yang lama. Tidak cukup itu, ia bahkan menghina Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Muhammad itu tidak tahu apa-apa kecuali yang dituliskan untuk dia, ” kata pria ini.
Selang sebagian lama, ia meninggal dalam keadaan masihlah murtad serta menghina Nabi. Sehari sesudah dimakamkan, masyarakat ditempat itu geger. Jasad yang kemarin dimakamkan saat ini tergeletak di permukaan makam.
“Ini tentu perbuatan Muhammad serta sahabatnya, mereka menggali jasad rekan kita lantas biarkan demikian saja, ” kata mereka.
Jasad itu lalu dimakamkan kembali. Mereka menggali sedalam yang mereka dapat. Tetapi esok harinya hal yang sama berlangsung. Jasad itu kembali tergeletak di permukaan tanah.
Mereka juga mengerti kalau hal semacam itu mustahil perbuatan manusia. Pada akhirnya mayat itu dibuang.
“Lihatlah pria terlaknat ini, ” kata Ibnu Taimiyah dalam Ash Sharimul Maslul ‘ala Syatimir Rasul, “ketika ia berbohong serta memfitnah Nabi, walau Nabi tak tahu, Allah Azza wa Jalla yang membalas serta membinasakannya. ” Ibnu K/Tarbiyah. net