Sejumlah riset sudah dilakukan, beberapa temuan awal tunjukkan kalau ginkgo biloba menolong badan untuk mengatur respon pada insulin, hingga memperbaiki kandungan gula dalam darah. Hal ini dapat dipercaya juga untuk melakukan perbaikan aliran darah yang jelek.
Sebagian studi sudah tunjukkan kalau ginkgo bisa menolong dengan permasalahan daya ingat yang dikarenakan oleh demensia atau penyakit Alzheimer. Nampaknya untuk menolong menghindar perubahan tanda-tanda demensia, terlebih bila demensia diprediksikan akibat penyakit vaskular aterosklerosis. Namun, tanaman ini nampaknya tak menghindar demensia atau Alzheimer tersebut.
Ada bukti yang tunjukkan kalau ginkgo bisa meredakan rasa sakit kaki yang dikarenakan oleh penyumbatan pembuluh darah. Hal ini dapat juga menolong dengan beberapa permasalahan aliran yang lain. Diluar itu, ginkgo bisa memperingan tanda-tanda PMS, seperti nyeri payudara serta pergantian mood.
Beberapa peneliti sudah pelajari ginkgo untuk beragam keadaan yang lain, termasuk juga ADHD, depresi serta keadaan psikologis lain, multiple sklerosis, serta tinnitus yang datang dari pembuluh darah. Sebagian orang juga memakai ginkgo untuk menghindar penyakit ketinggian, walau riset belum menunjukkan kalau tanaman ini efisien karenanya. Banyak manfaat ginkgo yang menjanjkan, namun dibutuhan semakin banyak riset tentang hal semacam ini.
Berapakah dosis yang dianjurkan untuk pemakaian ginkgo?
Tak ada standard dosis untuk suplemen ginkgo biloba. Tetapi, dalam riset medis, nyaris semuanya uji klinis sudah memakai ekstrak standard ginkgo, standard untuk 24% glikosida flavon serta terpene 6% lakton. Dosis umum pada orang dengan demensia yaitu 40 miligram ekstrak tiga kali satu hari. Untuk tingkatkan manfaat kognitif pada orang sehat, riset sudah dipakai pada 120 miligram sampai 600 miligram ekstrak sehari-hari.
Tak perduli apa penyebabnya Anda memakai ginkgo, pakar merekomendasikan mulai dengan dosis rendah (120 miligram sehari-hari) serta bertambah dengan cara bertahap. Baiknya kosnsultasikan terlebih dulu pada dokter Anda.
Sumber : webmd. com