Dewandaru Eugenia uniflora mengandung senyawa flavonoid dan fenolik. Monoterpenes (75,3%) ditemukan sebagai kandungan volatile tertinggi dalam buah dewandaru. Adapun senyawa lainnya yaitu trans-beta-ocimene (36,2%), cisocimene (13,4%), isomeric beta-ocimene (15,4%), dan beta-pinene (10,3%). Kandungan terapeutik pada ekstrak daun seperti selina-1,3,7(11)-trien-8-one juga ditemukan pada ekstrak volatile buah. Hal itu menunjukkan kemungkinan buah bermanfaat terapeutik seperti layaknya ekstrak daun.
Mitos Seputar Tanaman Dewandaru
Terutama pada masyarakat jawa, keberadaan pohon dewandaru sarat dengan mitos. Mulai dari mitos soal asal-usulnya hingga berbagai khasiat magis sebagai kayu sakti dan bertuah. Karenanya, kayu dewandaru kerap kali dimanfaatkan untuk membuat aksesoris semisal tasbih, gelang, akik (batu cincin), dan kalung. Beberapa mitos terkait pohon dan kayu dewandaru diantaranya:
Kayu (batang) dewandaru (Eugenia uniflora) yang kerap dipercaya sebagai kayu sakti dan bertuah.
Pohon dewandaru di tanam oleh Sunan Nyamplungan, putra Sunan Muria, setelah mendapatkannya dari Cina.
Seorang bernama dewandaru yang menjadi rebutan antara Kurawa dan Pandawa lantaran dipercaya menjadi kunci untuk menguasai dunia.
Agar tidak dapat diperebutkan, orang ini berubah menjadi pohon.
Aroma kayu dewandaru sebagai sarana pencapaian kesempurnaan dalam ilmu kanuragan.
Dipercaya memiliki khasiat sebagai pengasihan, menambah kharisma, dan pengusir gangguan gaib.
Khasiat Dewandaru sebagai Obat Alternatif
1. Antioksidan
Dewandaru baik buah maupun daunnya terbukti bisa mencegah munculnya kanker atau tumor. Warna merah buah dewandaru menunjukkan bahwa di dalamnya terdapat kandungan senyawa tertentu. Dari hasil penelitian diketahui mengandung senyawa golongan karotenoid. Buah Dewandaru juga mengandung likopen yang memiliki aktivitas antioksidan kuat. Begitu juga dengan daun dewandaru ditemukan senyawa yang bermanfaat sebagai antioksidan dan disebut fenolik. Karotenoid dan fenolik berkhasiat sebagai antioksidan yang bekerja melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh manusia.
2. Antibakteri
Orang-orang di Brazil menggunakan biji dewandaru untuk mengobati diare. Para ilmuwan meneliti sejauh mana biji dewandaru berkhasiat sebagai anti kuman. Ternyata protein biji dewandaru mampu menghambat pertumbuhan berbagai macam kuman, di antaranya adalah kuman penyebab diare.
3. Painkiller atau analgesik (mengurangi rasa sakit)
Daun dewandaru juga digunakan untuk mengobati rematik. Khasiat yang ditemukan melalui pemakaian secara turun temurun itu juga sudah didukung data ilmiah yang teruji.