OBAT ALAMI

OBAT ALAMI

Ads

BERITA

Sunday, 14 August 2016

ASTAFIRULLAH!!!! BARU MULAI MENUNTUT ILMU, COBA HORMATILAH GURUMU ? JANGAN SEPERTI KISAH BERIKUT!!!

Rabu (10/08/2016) tempo hari, Indonesia kembali digemparkan dengan berita yang begitu miris, di mana seseorang guru dipukul sampai berdarah oleh orangtua siswa karena memarahi anaknya yg tidak kerjakan PR serta pilih untuk mengumpat waktu dimarahi.

Dianiayanya guru oleh orangtua siswa tunjukkan pemerintah tidak berhasil membuat perlindungan guru dari masalah pihak luar. Semestinya tidak ada ruangan buat siapa saja masuk kedalam sekolah terlebih dalam kondisi emosi, bila ini tak disikapi dengan baik jadi hal sama selalu berlangsung.

Kejadian seperti ini bukan kejadian pertama kalinya, karena sebelumnya kita pernah dihadirkan berita serupa; seorang guru yang merazia rambut muridnya malah di cukur balik oleh orang tua murid, seorang guru yang mencubit muridnya karena tidak mau sholat dhuha malah dilaporkan dan dituntut oleh orang tua murid.

Rentetan kejadian di atas seolah menyiratkan bahwa saat ini posisi sebagai guru tidak lagi dihormati. Guru yang berpredikat sebagai ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ ini semakin tidak dihargai. Padahal, jika kita renungkan kembali bukankah yang menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter anak bangsa adalah seorang guru? Bukankah yang menjadikan generasi-generasi kita cerdas dan berakhlak pun tak lepas dari peran seorang guru?

Jika kita telisik akar masalahnya, kita akan temukan bahwa kejadian-kejadian yang menimpa guru saat ini diakibatkan oleh masih di terapkannya sistem buatan manusia. Adapun salah satu produk yang selalu dijadikan senjata oleh murid adalah ‘Hak Asasi Manusia’. Alhasil, siswa selalu merasa terlindungi karena apabila guru memarahi mereka siswa memiliki hak untuk melaporkan tindakan gurunya.

Padahal, Islam sebagai agama yang sempurna sangat memuliakan seorang guru. Dalam Islam, guru memiliki kedudukan yang tinggi karena guru merupakan orang yang berilmu. Allah SWT berfirman, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS. Al-Mujadalah: 11).

HORMATILAH GURU
Guru merupakan sosok yang paling berharga dalam hidup kita. Tidak akan ada seorang dokter, insinyur, pilot, dan profesi membanggakan lainnya, jika tidak ada guru. Ya, guru merupakan salah satu orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Maka, sudah selayaknya kita menghormatinya.

Menghormati guru juga dianjurkan dalam Islam. Jika kita mengaku sebagai orang yang beriman, maka lakukanlah apa yang telah menjadi ketentuan dalam syariat Islam. Termasuk dalam hal ini menghormati guru.

Para Salaf, suri tauladan untuk manusia telah memberikan contoh dalam penghormatan terhadap seorang guru. Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu ‘Anhu berkata, “Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah ﷺ kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara,” (HR. Bukhari).

Ibnu Abbas seorang sahabat yang ‘alim, mufasir Quran umat ini, seorang dari Ahli Bait Nabi pernah menuntun tali kendaraan Zaid bin Tsabit Al-Anshari Radhiallahu ‘Anhu dan berkata, “Seperti inilah kami diperintahkan untuk memperlakukan para ulama kami.”

Berkata Abdurahman bin Harmalah Al-Aslami, “Tidaklah sesorang berani bertanya kepada Said bin Musayyib, sampai dia meminta izin, layaknya meminta izin kepada seorang raja.”

Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata, “Demi Allah, aku tidak berani meminum air dalam keadaan Asy-Syafi’i melihatku karena segan kepadanya.”

Diriwayatkan oleh Al–Imam Baihaqi, Umar bin Khattab mengatakan, “Tawadhulah kalian terhadap orang yang mengajari kalian.”

Al Imam As Syafi’i berkata, “Dulu aku membolak balikkan kertas di depan Malik dengan sangat lembut karena segan padanya dan supaya dia tak mendengarnya.”

Abu ‘Ubaid Al-Qosim bin Salam berkata, “Aku tidak pernah sekalipun mengetuk pintu rumah seorang dari guruku, karena Allah berfirman, “Kalau sekiranya mereka sabar, sampai kamu keluar menemui mereka, itu lebih baik untuknya,” (QS. Al-Hujurat: 5).

Sungguh mulia akhlak mereka para suri tauladan kaum muslimin. Tidaklah heran mengapa mereka menjadi ulama besar di umat ini. Sungguh keberkahan ilmu mereka buah dari akhlak mulia terhadap para gurunya.

Jadi, jika kita juga ingin memperoleh kemuliaan dalam menuntut ilmu, maka hormatilah guru. Sebab, keberkahan ilmu, salah satunya diperoleh dari sikap kita terhadap guru.

Sumber: Islam Pos