OBAT ALAMI

OBAT ALAMI

Ads

BERITA

Thursday, 14 April 2016

KENGERIAN PADA PASUKAN ABU SAYYAF, MEREKA PAKAI PELURU BESAR HINGGA BERANI PUTUSKAN KEPALA PASUKAN FILIPINA, SUNGGUH KEJAM SEKALI MEREKA!!!

Begitu dahsyatnya perjuangan untuk bertahan hidup. Seperti cerita yang sangat memilukan plus membuat kita takjub.

Di dalam upaya membebaskan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok milisi, berlangsung baku tembak selama sembilan jam pada militer Filipina kontra kelompok Abu Sayyaf di lokasi Basilan, Filipina Selatan, Sabtu (9/4/2016) malam.

Dalam baku tembak sengit itu, militer Filipina kelhilangan banyak personelnya. Sebanyak 18 prajurit Filipina tewas, empat di antaranya dalam keadaan terpenggal.

Pasukan militer Filipina dikepung oleh sekira 150 personel kelompok Abu Sayyaf, di antaranya ada yang membawa peluncur granat M203.

Korban dari pihak militer itu terdaftar sebagai korban terbanyak dalam satu hari pertempuran mulai sejak pemerintah Filipina memerangi pemberontak, baik dari grup muslim ataupun komunis.

Dari pihak Abu Sayyaf, ada lima personel yang tewas serta 20 orang luka-luka.

personel Batalyon Infanteri ke-44, Sersan Erico Paglinawan, bercerita bagaimana pasukannya terjebak di ranjau darat yang dipasang grup militan.

 " Sesudah ranjau darat meledak, mendadak kami dihujani tembakan, " tutur Erico saat didapati dirumah sakit.

Menurut dia ketika itu prajurit yang bertugas lakukan operasi di Desa Baguindan, Tipo-Tipo, Basilan, sejumlah 30 orang. Erico terserang tembakan dibagian dada.

 " Darah saya mengalir seperti air keluar dari kran, " tuturnya.

Sembari menanti datangnya tim evakuasi, tiga jam lalu, Erico Paglinawan meminum darahnya


sendiri, untuk menghindar kehabisan darah. " Saya minum darah saya sendiri, " katanya pada Inquirer.

Komandan Batalyon ke-44, Kolonel Tommy Crosby, serta tiga perwira yang lain juga alami luka-luka.

Kapten Kilbas Mauricio yang terserang tembakan di kaki kiri menyampaikan baku tembak diawali dengan ledakan ranjau. " Kami dikepung bola api, " tuturnya.

Mayor Filemon Tan, Juru Bicara Komando Mindanao Selatan Angkatan Bersenjata Filipina, menyampaikan korban tewas dari pihak militan ada Mohammad Khattab, warga negara Maroko, tokoh paling senior di lokasi Basilan.

Korban tewas yang lain yakni Ubaida Hapilon, putra Isnilon Hapilon, pimpinan grup Abu Sayyaf di lokasi Basilan, selatan Filipina.

Hapilon menyebutkan mensupport grup Negara Islam Suriah serta Irak (ISIS) serta memiliki rekam jejak dalam beberapa tindakan teror dan penculikan.

Mayor Filemon Tan memberikan diantara korban luka-luka dari pihak militan ada Radzmil Jannatul dengan kata lain Kubayb, wakil komandan grup Abu Sayyaf.

 " Dari pihak militer Filipina sejumlah 53 prajurit menanggung derita luka-luka " kata Filemon Tan, Minggu (10/4).

Mayor Filemon Tan mambantah ada prajurit yang dipenggal kepalanya oleh grup militan walau mengaku ada korban kehilangan kepala.

 " Korban kehilangan kepala bukanlah bermakna jadi korban mutilasi. Peluang musuh memakai peluru besar serta kuat hingga menghancurkan kepala korban, " tuturnya.

Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin serta KSAD Jenderal Hernando Iriberri segera terbang ke Kota Zamboanga serta Basilan, Minggu, untuk berikan pengarahan pada komandan militer setempat serta menjenguk prajurit yang terluka.

Pasukan militer Filipina yang ikut serta baku tembak dengan grup Abu Sayyaf itu datang dari Batalyon Infanteri ke-44. Menurut sumber militer, pertempuran berjalan mulai jam 07. 00 sampai 17. 00 saat setempat, Sabtu.

Gubernur Lokasi Otonom Muslim Mindanao, Mujiv Hataman, mengakui memperoleh laporan tewasnya sejumlahj prajurit dalam kontak senjata dengan grup Abu Sayyaf.

Tetapi ia tak tahu dengan cara persis berapakah jumlah personel militer yang tewas.

Ditambahkan, Hapilon berusaha menarik pertolongan personel bersenjata dari lokasi Sulu, untuk menghadapi operasi militer selanjutnya sesudah kontak senjata di Basilan itu.

 " Militer sudah memblokir lokasi itu, demikian info yang saya terima dari lapangan, " tutur Hataman