“Dia dalam kondisi merangkul saya dari belakang, ” ujar pria warga Desa Kasie Kasubun, Rejang Lebong, Bengkulu, Sabtu (7/5).
Mendadak, beberapa pria mendobrak pintu. Berpakaian hitam-hitam, mereka mengaku sebagai anggota Polres Rejang Lebong. Dengan nada lantang, salah seorang diantara pria itu
meminta S untuk bangun.
S, papar Aji, ajukan pertanyaan pada pria-pria itu, apa kesalahannya. Tetapi, sekalipun tak ada jawaban. ”Saya ingat dengan terang, anak saya ajukan pertanyaan sejumlah tiga kali masalah kekeliruannya. Namun, tak terjawab, ” katanya.
Lantaran tak ada penjelasan tersebut, Aji yang tengah sakit membulatkan tekad menghindar petugas mengambil anaknya. Namun, usaha itu percuma. Petugas tidak mau dengarkan penuturannya. ”Anak saya segera diminta masuk ke mobil, ” tuturnya.
Berdasar pada data yang dipunyai Jawa Pos, selama 2015 ada 84 kejahatan yang berlangsung pada wanita serta anak di Rejang Lebong, lokasi yang ada di perbatasan Bengkulu serta Sumatera Selatan. Terdiri atas 38 kekerasan fisik, 36 kekerasan seksual, serta 10 penelantaran anak.
Th. ini ada tanda-tanda trend kejahatan tidak alami penurunan. Pada rentang saat Januari sampai Maret 2016, telah berlangsung 36 kejahatan yang menerpa wanita serta anak. Yaitu 31 kekerasan fisik serta 5 kekerasan seksual.
