Hingga sekarang, pemerintah Korea Selatan memiliki tiga cara untuk membayar warganya atas sampah makanan yang telah dikumpulkan. Salah satunya dengan memakai cara kartu RIFD (Radio Frequency Identification).
Saat warga mengutamakan kartu ini pada mesin RIFD, tutup mesin itu bakal terbuka serta membiarkan pemakainya buang sampah makanan yang telah dihimpun. Nanti mesin ini bakal mengkalkulasi dengan cara automatis berat sampah itu serta pemakai dapat memperoleh bayaran bulanan untuk tiap-tiap sampah makanan yang dibuang.
(photo : Odditycentral)
Tiap-tiap mesin RIFD dapat melayani hingga 60 kepala rumah tangga. Serta untuk cara ke-2 yaitu lewat kantong sampah prabayar yang telah didesain dengan cara spesial sesuai sama volume yang disiapkan. Umpamanya di Seoul, untuk tiap-tiap 10 liter kantong sampah bakal dibayar 190 won (Rp 2. 000).
Ada pula system manajemen dengan memakai bar code, dimana warga dapat menaruh sampah makanan segera ke tempat sampah serta dibayar sesuai sama bar code yang tertempel pada tempat sampah.
(photo : Odditycentral)
Menurut survey resmi, seperti ditulis Odditycentral, limbah makanan di Korea Selatan menyumbangkan 28 % dari keseluruhan volume sampah yang umumnya datang dari sampah makanan.
Banyak warga Korea yang sepakat dengan kebijakan ini lantaran dikira dapat mengontrol pemborosan makanan, serta mengutamakan pada orang-orang tidak untuk sukai buang makanan.