" Barangnya lagi susah, " kata Putra (24) pada KompasTekno yang diambil Tribun Jabar, Selasa (14/6/2016).
Putra yaitu salah satu penjual gadget di ITC Ambassador, Kuningan, Jakarta. Ia berdalih kelangkaan itu karena permintaan pelanggan terlalu tinggi, sementara barang yang disediakan distributor relatif terbatas.
Hal itu diiyakan Nengsih (21) yang juga adalah penjaga gerai smartphone di ITC Ambassador. Menurutnya, setiap hari ada saja yang menanyakan Redmi Note 2, Note 2 Pro, Note 3, atau Note 3 Pro.
" Memang banyak yang bertanya, namun kami nggak mau jual. Kan barangnya belum resmi, " ia menuturkan.
Pernyataan blak-blakan datang dari seseorang penjual yang malas dimaksud namanya. Menurutnya, lini Xiaomi sejatinya ada banyak di distributor gelap serta pedagang. Tetapi, mereka menahan produk itu dari pasar.
" Tidak ada yang berani jual terang-terangan. Kan baru razia minggu lantas, " kata penjual itu.
Si penjual mengakui dianya serta bebrapa rekanan di ITC Ambassador masihlah jual hp Xiaomi secara kucing-kucingan. Ia menyampaikan razia minggu lantas tidak akan serta-merta hentikan praktek jual-beli smartphone black market.
" Jualnya sama pelanggan yang memanglah telah kenal. Bila sama orang baru tidak berani, " ia menerangkan.
Sulitnya akses perdagangan itu bikin harga jual hpXiaomi bertambah. Sebagai contoh, Redmi Note 2 Pro yang harusnya dihargai Rp2, 3 jutaan dapat dilepaskan sejumlah Rp2, 5 jutaan.
Distributor resmi lambat
Butuh di ketahui, distributor resmi Xiaomi di Indonesia cuma Erajaya. Sedang distributor gelap beberapa produk vendorChina itu berseliweran di mana-mana.
Menurut seseorang sumber, menjamurnya distributor gelap dikarenakan lambatnya distributor resmi memasukkan beberapa barang baru. Walau sebenarnya, ketertarikan pasar Indonesia pada piranti buatan Xiaomi terhitung tinggi.
Dua diantara lini produk Xiaomi yang tidak kunjung tiba di Indonesia secara legal yaitu Mi Note Pro serta Mi 5 Pro. Mi Note Pro telah launching mulai sejak th. lantas di market global. Sedang Mi 5 Pro dikenalkan pada Februari lantas, bertepatan dengan arena MWC 2016. Negara rugi Rp15 miliar
Ramainya jual-beli barang black market ini merugikan negara lantaran distributor gelap tidak membayar pajak ke pemerintah. Polisi juga melakukan tindakan dengan mengamankan dua unit mobil boks di Jalan S Parman, Jakarta Barat, minggu lantas.
Ke-2 mobil itu disangka membawa 10. 000 unit smartphone ilegal yang bermerek Xiaomi serta Apple. Menurut Kabid Humas Metro Jaya Awi Setiyono, ke-2 mobil itu membawa beberapa barang yang punya potensi merugikan negara sampai Rp 15 miliar.
Mengenai tanda bukti yang diamankan dari mobil boks bernomor polisi B 9064 BZ yaitu 5. 000 unit smartphone yang terdiri atasXiaomi Mi 4i 16 GB, Xiaomi Redmi 2 Pro, serta iPhone 6s.
Disamping itu, dari mobil boks bernomor polisi B 9798 IL, petugas merasakan 5. 000 unit smartphone yang lain, yang terdiri atas iPhone 5s batangan serta Xiaomi Mi3. (*)
BERITA