Bukanlah rahasia lagi kalau beberapa besar atlet China mengawali perjalanan Olimpiade mereka pada umur yang masihlah begitu muda. Untuk kemuliaan negara, umumnya dari mereka mengorbankan saat kecilnya untuk selalu berlatih serta hidup diantara pelatih dan sesama atlet yang lain. Mereka bahkan juga dijauhkan dari keluarganya supaya bisa konsentrasi sepanjang latihan.
Menurut laporan berita iTV yang ditulis oleh Nextshark, sepanjang 10 jam satu hari, anak-anak berusia empat th. bakal lakukan latihan melelahkan untuk bikin mereka jadi juara di hari esok. Session latihan ini dilaporkan setara dengan latihan semi militer.
(foto: Nextshark)
Anak-anak akan dipaksa melakukan latihan sampai melampaui batas fisik mereka. Bahkan, anak-anak perempuan terkadang suka dipukul agar fokus.
"Anda bertanya-tanya mengapa wanita China begitu sukses? Sebagian besar pelatih mereka adalah pria. Para wanita secara harfah dipukuli agar tunduk," kata Johannah Doecke, pelatih menyelam di Indiana University-Purdue University Indianapolis di Amerika Serikat, kepada Reuters pada tahun 2012 silam.
"Jika Anda mengatakan tidak untuk apa-apa, Anda akan dihukum, dipukuli. Ini adalah sistem yang brutal," tambahnya.
Doecke pernah menjadi pelatih seorang penyelam asal China bernama Chen Ni. Ia digambarkan sebagai seorang yang takut melakukan kesalahan ketika ia pertama kali berada di bawah instruksinya.
"Jika dia melakukan kesalahan, ia akan langsung bersujud dan meminta maaf," lanjut cerita Doecke.
Sementara itu, hampir setengah juta anak-anak di China menjalani pelatihan serupa di sekolah-sekolah olahraga yang jumlahnya mencapai 3.000 lebih. Meskipun sangat banyak atlet, hanya ada beberapa yang terbaik yang nantinya akan dipilih.
(foto: Nextshark)
Di salah satu sekolah di Hanghzhou, sekitar 900 anak-anak dipaksa meninggalkan rumah mereka di pedesaan untuk dilatih menjadi seorang atlet di kota. Namun tak bisa dipungkiri, banyak anak-anak yang dulunya miskin sekarang jadi sukses berkat memenangkan kejuaran internasional.
Terlepas dari tuduhan pelecehan dan kebrutalan sistem pelatihan olahraga di China, banyak masyarakat yang mengkritik bagaimana nasib atlet yang kurang beruntung.