Permohonan maaf itu yang membuat banyak pihak terkejut lantaran menyebut hari-hari terakhir. Beberapa kalangan pun langsung menduga pernyataan itu adalah permintaan maaf Risma di hari-hari terakhir sebagai wali kota sebelum meninggalkan Surabaya untuk bertarung di Pilkada DKI Jakarta. “Kita harus bersama-sama membangun masa depan bangsa ini dimulai dengan anak-anak kita yang bayi dan balita dan para remaja kita,” kata Risma di bagian akhir peresmian Kampung KB tersebut. “Terima kasih, mohon maaf kalau ada tutur kata saya atau berbuatan saya yang kurang berkenan. Ini habis-habisan, hari terakhir-terakhir. Saya mohon maaf atas nama pribadi dan keluarga serta mungkin staf aparat pemerintah kota. Mulai dari staf kelurahan, sampe lurah, camat, staf kecamatan sampai kepala dinas kalau ada kesalahan baik disengaja maupun tidak saya mohon maaf. Terima kasih,” tuturnya.
Sontak permintaan maaf itu begitu cepat menyebar di media sosial. Permintaan maaf itu pun menjadi perhatian. Sementara itu, Humas Pemkot Surabaya M Fikser membantah bahwa permintaan maaf itu adalah bentuk salam perpisahan kepada seluruh warga Surabaya untuk maju ke Pilkada DKI Jakarta. Kata Fikser, hari-hari terakhir yang dimaksud Risma adalah dalam konteks bulan Syawal usai Hari Raya Idul Fitri yang memang akan segera habis. "Ibu cerita panjang sampai terakhirnya ibu memang menyampaikan minta maaf. Bukan Pilgub DKI. Kita jadi heran kok rame," tegasnya. Karena itu, Pemkot Surabaya mengaku akan menelusuri siapa penyebar berita tersebut. Sebab, seharusnya mereka menuliskan sesuai fakta yang ada. "Saya masih lacak itu berkembangnya siapa. Harusnya menulis sesuai fakta," pungkas Fikser.