Shubuh awal hari bangun tidur, tetap masih menanti yang paling kecil bangun. Sembari lihat ada saat tahajud, yah tahajud. Lihat lagi si kecil tetap masih terlelap tidur. Dua anak yang lain masih tetap sama.
Tiba azan shubuh pukul 04. 00
Ia shalat sunnah fajar, selanjutnya berpindah ke Shalat Shubuh. Shalat di rumahitu baginya lebih utama dari pada ia ke tunaikan di masjid.
Jam setengah lima satu anak bangun tidur.
Si kecil nomer satu ini seharusnya bangun karena ditunggu papanya di masjid untuk hafalan surat pada pagi hari bersama-sama kawan-kawannya. Segera ia menyiapkan air hangat untuk si puteri. Segera si kecil mandi, selanjutnya shalat shubuh di kamarnya. Kemudian bergegas menuju masjid karena telah ditunggu papanya serta beberapa temannya.
Yang kecil lainnya bangun, ia baru 4 tahunan, bangun sekitaran pukul 5. 15. Ia juga disuruh bergegas Shalat Shubuh.
Tiba yang paling kecil nomer tiga, bangunnya paling telat. Ia paham apabila anaknya yang paling kecil telah bangun, harus selekasnya digendong karena biasanya rewel dan tangisan lah yang keluar pertama kalinya pas bangun. Berusaha untuk didiamkan, sampai si kecil mulai sadar. Baru kemudian sekitar setengah jam kemudian, anak nomer tiga ini bisa mandi.
Jam 6 pagi, si kecil yang terbesar siap-siap pergi sekolah sesudah disuapin ibunya sarapan.
Jam 7 pagi, siap-siap yang kecil nomer dua pergi ke TK. Bila dua anak telah pergi, sisa mengurus yang paling kecil, menggendong serta di ajak main di rumah tetangga. Saat ibu ini mengurusi anak yang paling kecil hingga jam 10 pagi.
Jam 10 pagi
Anak ke dua pulang dari TK, urusan ibu ini bertambah jadi dua.
Jam 11, anak pertama pulang dari SD, tambahlah tiga masalahnya. Saat siang hingga sore, ia temani mereka bertiga tidur serta bermain. Selalu seperti itu.
Bahkan ia juga menemani anak yang SD belajar saat musim ujian seperti ini. Sore hari aktivitasnya sama memandikan serta menemani lagi hingga malam hari. Ia dapat istirahat pulas saat anak-anak telah tidur pada malam hari.
Jadi ibu rumah-tangga tidak perlu sedih serta kurang percaya diri … Ibu rumah-tangga merupakan pekerjaan mulia, walaupun tidak punya penghasilan. Namun balasannya melimpah kelak, terlebih yang dihasilkan adalah putera-puteri yang shalih/shalihah yang pasti jadi amal jariyah untuk keluarga.
Allah sudah memberikan pujian pada para istri yang tinggal dirumah.
وَقَر�'نَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّج�'نَ تَبَرُّجَ ال�'جَاهِلِيَّةِ ال�'أُولَى
“Dan tinggallah kalian didalam bebrapa rumah kalian serta jangan sampai kalian berdandan seperti dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab : 33).
Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas kalau jangan sampai wanita keluar rumah kecuali ada hajat seperti mau menunaikan shalat di masjid selama memenuhi sebagian syaratnya. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6 : 182).
Alasan wanita lebih baik dirumah, menjadi IRT (Ibu Tempat tinggal Tangga) karena wanita itu aurat. Dijelaskan dalam hadits dari ‘Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ ال�'مَر�'أَةَ عَو�'رَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَت�' مِن�' بَي�'تِهَا اس�'تَش�'رَفَهَا الشَّي�'طَانُ فَتَقُولُ : مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَع�'جَب�'تُهُ، وَأَق�'رَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَت�' فِي قَع�'رِ بَي�'تِهَا
“Sesungguhnya wanita itu aurat. Bila dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan wanita yang paling dekat dengan Allah yaitu saat dia berada didalam rumahnya”. (HR. Ibnu Khuzaimah no. 1685 serta Tirmidzi no. 1173. Syaikh Al Albani menyampaikan kalau sanad hadits ini shahih)
Wanita yang kerasan dirumah inilah yang lebih melindungi diri. Wanita karir sangat bebas bergaul dengan lawan jenis di kantor, tanpa kenal batas. Walau sebenarnya Allah Ta’ala memberi pujian pada wanita yang menjaga dirinya sendiri.
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِل�'غَي�'بِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Sebab itu maka wanita yang shalih, adalah yang patuh pada Allah lagi memelihara diri saat suaminya tak ada” (QS. An Nisa’ : 34). Ath Thobari berkata dalam kitab tafsirnya (6 : 692),
“Wanita itu melindungi dirinya sendiri saat tak ada suaminya, juga ia melindungi kemaluan serta harta suami. Selain itu, ia harus melindungi hak Allah serta hak selain itu. ”
Sukses selalu yah buat ibu rumah-tangga! Jangan sampai mengeluh yak karena ini merupakan pahala besar
Sumber : rumaysho. com