“Tarik, Dik, Tarik,.. ” teriak satu diantara pelatih paskibraka, ditulis dari kompas. com. Pelatih itu memerintahkan peserta pengibar bendera yang sudah ia latih terlebih dulu untuk selekasnya menambah bendera saat detik-detik proklamasi bakal dibunyikan. Dalam upacara itu ada Pj Wali Kota Pemtang Siantar, Djumsadi Damanik beserta semua elemen orang-orang.
Lihat kondisi yang telah tak teratur, salah seseorang pelatih paskibraka sangat terpaksa bergegas dengan lari cepat untuk membetulkan bendera serta menolong pasukan paskibraka supaya bendera bisa berkibar diatas.
Waktu lagu Indonesia raya dinyanyikan dari pertama sampai akhir, bendera juga tidak kunjung naik ke puncak.
Karena kebingungan, petugas pengibar bendera merah putih sempat melipat dan hendak membawa kembali bendera yang hendak dinaikkan. Namun, salah seorang pelatih tersebut bergegas membuka lipatan bendera dan mengikatnya di tiang.
Selanjutnya salah seorang pelatih itu pun menuntun pasukan untuk mengibarkan sang merah putih.
Setelah 10 menit kemudian, barulah bendera merah putih dapat dikibarkan setelah mendapat bantuan dari salah seorang pelatih. Lagu Indonesia raya pun dinyanyikan kembali untuk kedua kailnya.
Saat Pasukan Paskibraka itu kembali ke titik awal, kelihatan sebagian mereka menangis terisak-isak dalam barisan akibat bendera tidak bisa dikibarkan di Lapangan Adam Malik, Pematang Siantar. Suara tersebut terdengar dalam rekaman oleh wartawan TribunMedan.com
Mereka tidak mencemooh atau memarahi para anggota paskibra yang gagal tersebut, namun sebaliknya mereka memberikan semangat dengan bertepuk tangan.
Bahkan pembimbing mereka tidak kuasa menyaksikan anak didiknya menangis histeris, mereka menyeka air mata yang keluar. Begitu pun kesedihan tetap meliputi para anggota paskibra tersebut
Peristiwa ini terjadi akibat ada masalah pada pengait bendera. Pejabat pemerintah di sana menyampaikan itu merupakan kesalahan teknis yang dapat terjadi pada siapa saja dan di mana saja.
Berikut video yang menampilkan paskibra menangis penuh haru :